Meneruskan postingan sebelumnya, kali ini kami akan mencoba menganalisis manajemen inventori dalam Herona Express. Seperti yang telah kita ketahui pula, bahwa Herona Express adalah perusahaan yang bergerak di bidang jasa pengiriman barang. Hal ini yang menuntut mau tidak mau, Herona harus mengirimkan barang dengan waktu yang cepat dan tepat. Sehingga, tidak membutuhkan waktu yang lama untuk barang agar tetap berada di dalam gudang. Pak Windu bercerita bahwa barang-barang yang masuk ke dalam gudang, setiap hari akan didistribusikan ke stasiun tujuan. Namun, hal tersebut hanya untuk barang-barang yang datang hingga siang hari. Jika pelanggan mengantarkan barang tersebut ke Herona pada sore hari, barang tersebut akan didistribusikan ke stasiun keesokan harinya. Sistem manajemen inventory seperti ini, kami rasa akan mengurangi terjadinya kerusakan atau kehilangan barang.
Tetapi pada kenyataannya, Herona sering mengalami kerusakan bahkan kehilangan barang yang akan dikirim. Sehingga hal tersebut juga sangat merugikan pihak Herona karena Herona harus mengganti rugi barang yang rusak atau hilang tersebut. Dari hal tersebut, kami bertanya pada Pak Windu, bagaimana barang tersebut bisa hilang? Dicuri saat di gudang atau di kereta, atau hilang dan pihak Herona tidak mengetahui dengan jelas hilang di titik mana? Pak Windu menjawab bahwa pihak Herona tidak pernah tahu barang sering hilang pada titik mana. Jika tidak, barang tersebut tidak hilang, hanya terselip di gudang. Saat kami melakukan observasi ke kantor Herona, saya pribadi merasa bahwa barang-barang yang akan dikirim tersebut, tidak ditata dengan baik. Sehingga hal ini mungkin penyebab dari barang yang terselip di dalam gudang dan waktu pengiriman menjadi lama.
Selain barang rusak, hilang, dan terselip, Pak Windu juga bercerita bahwa ada masalah lain yang terjadi pada inventori Herona, yaitu kesalahan dalam pe-label-an. Akibat dari kesalahan memberi label berisi kota tujuan pada setiap barang adalah barang dikirim ke kota yang salah. Sehingga hal ini membuat pengiriman barang menjadi lambat dan terkadang konsumen yang harus membayar biaya pengiriman ulang. Proses dalam memberikan label pun kami nilai kurang tepat karena pe-label-an dilakukan ketika pelanggan sudah pergi. Di bawah ini adalah label yang terdapat di setiap barang yang akan dikirim.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar